KIM PECINAN DESA CARAT MENGIKUTI PENGAMATAN GMT DI LAPAN PASURUAN
Gerhana Matahari Total akan melintas
di 12 provinsi di Indonesia.Indonesia merupakan negara
satu-satunya yang dapat menikmati Gerhana Matahari Total.
Gerhana matahari merupakan peristiwa di mana posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar dan berada pada garis lurus.
Saat
itu Bulan akan melintas diantara Matahari dan Bumi, untuk beberapa
waktu cahaya Matahari ke Bumi akan terhalang bayangan Bulan. Ketika fase
total itu terjadi bulan menutupi Matahari, akan tampak corona Matahari
akan tampak seperti menjulur dari pinggir bagian yang ditutupi Bulan.
Gerhana
matahari Total pada 9 Maret terjadi di Samudra Hindia
dan berakhir di Lautan Pasifik dekat dengan Hawaii AS. Indonesia
merupakan satu-satunya negara yang dapat menikmati gerhana Matahari
Total di wilayah daratan.
Di Indonesia gerhana matahari Total akan
melintasi 12 provinsi; mulai dari Sumatera Barat (Pulau Pagai Selatan),
Sumatra Selatan (Palembang), Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung (Tanjung
Pandan), Kalimantan Tengah ( Palangkaraya ), Kalimantan Timur
(Balikpapan), Kalimantan Barat , Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tengah (Palu, Poso, Luwu), Maluku Utara (Ternate dan Maba).
Tetapi jalur totalitas gerhana tidak melalui semua kota di provinsi.
Bagi
Anda di luar wilayah tersebut dapat menikmati gerhana Matahari meski
tidak total yaitu Medan (77,6%), Denpasar (76.44%), Makassar (88,54%),
Jayapura (73.79%)
Kepala LAPAN Jawa Timur Dian Yudha Risdianto mengungkapkan, GMT
diperkirakan berlangsung pada Rabu 9 Maret 2016, pukul 06.21 Wib hingga
08.39 Wib selama 2 jam 17 menit. Dari Jawa Timur, GMT nampak 83,08% atau
seperti bulan sabit.
Untuk mendukung pengamatan peristiwa yang
hanya terjadi 350 tahun sekali tersebut, LAPAN telah menyiapkan tujuh
teropong bintang atau teleskop permanen. Ketujuh teleskop tersebut
terdiri dari dua teleskop flare dan lima teleskop portabel yang
ditempatkan di atas gedung LAPAN, Watukosek, Kejapanan Kecamatan Gempol.Lapan juga akan membagikan sebanyak 250 kaca mata
khusus untuk bisa menyaksikan GMT yang hanya terlihat 83,08% di Jawa
Timur.
"GMT
diperkirakan berlangsung selama 2 jam 17 menit. Puncak GMT akan terjadi
sekitar pukul 07.35 WIB," kata Kepala LAPAN, Dian Yudha Risdianto,
Senin (7/3/2016).
Pada momentum langka tersebut, LAPAN bersama
para peneliti dan perwakilan masyarakat akan menggelar nonton bareng GMT
menggunakan layar lebar. Sehingga masyarakat dapat mengetahui prosesi
peristiwa fenomena alam tersebut dengan gamblang.
Kami
KIM Pecinan Desa Carat hari ini Rabu Tanggal 9 Maret 2016 akan
mengikuti acara pengamatan GMT di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional) Pasuruan. Kami mendapat undangan dari Kepala LAPAN
Pasuruan untuk mengikuti pengamatan GMT.Pihak LAPAN juga mengadakan
ShoBar dan NoBar di area pengamatan.
Dikatakan, sejak beberapa waktu lalu LAPAN
juga telah menyosialisasikan adanya peristiwa langka tersebut kepada
masyarakat. Selain mengundang untuk berkunjung ke kantor, LAPAN juga
mendatangi sekolah-sekolah untuk bisa melihat langsung matahari dengan
menggunakan teropong bintang.
Sosialisasi dilakukan dengan
pertemuan atau mengundang ke Kantor Balai LAPAN, maupun kunjungan ke
daerah dengan mendatangi sekolah-sekolah. Kami mengajak masyarakat agar
bisa menyaksikan fenomena alam yang langka ini secara benar dan sehat dengan sosialisasi tersebut,
diharapkan masyarakat tidak melihat GMT secara langsung dengan mata
telanjang karena dapat merusak mata. Diperlukan kaca mata khusus yang
berfungsi untuk mengurangi pancaran dari sinar matahari yang sangat kuat
untuk melihat GMT.
Bupati Pasuruan M.Irsyad Yusuf beserta
rombongan dan Camat Gempol H.Ridwan kepala Desa Carat beserta rombongan juga ikut serta
dalam acara pengamatan tersebut.
Setelah
acara pengamatan selesai Kami KIM Pecinan Desa Carat makan dilanjutkan
dengan foto bersama rombongan pak bupati Pasuruan dan Camat Gempol dan
Kepala Desa Carat.